Search something?

Rabu, 08 Oktober 2014

#30HariMenulisPuisi: Hari 6

Hei, kamu! Masih merasa kekurangan? Perlu perjalanan panjang menuju cukup, bro sis!

Yuuk sekarang terus melangkah dengan gembira, apapun yang terjadi.


Tak ada jawabmu yang lebih cantik daripada 'terjadilah'... -uopoiki-



Yang turut mengisi lembaran hidupku... -Manik Uni-
Ternyata aku tak sekuat seperti yang selalu ku katakan... -SitaSitoo-



Tadi malam aku bermimpi... -Perempuan Sore-



Aku berdiri dengan jiwa yang lantang... -Andre John-
Bersamamu aku mampu hadapi semua... -CA-


Pernah dong membaca, menonton, atau mendengar kisah tentang seseorang yang mampu bertahan hidup di tengah berbagai tantangan dan keterbatasan? Pasti pernah.

Mungkin tentang seorang anak berkebutuhan khusus yang punya prestasi hebat dalam bidang tertentu. Tentang seorang veteran tentara perang yang tetap bertahan hidup dalam kemiskinan. Tentang seorang ibu atau ayah yang seorang diri memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Tentang seorang selebritis atau pejabat yang masa lalunya penuh perjuangan.

Mungkin juga tentang seorang guru yang menempuh puluhan-ratusan kilometer untuk mengajar anak-anak di sekolah. Tentang sepasang suami istri yang jatuh cinta sejak masa muda, namun baru menikah di usia lanjut. Tentang seorang pelaku iman yang gigih memperjuangkan apa yang ia yakini.

Atau, mungkin tentang dirimu sendiri yang berjuang tanpa henti untuk mewujudkan mimpi, harapan, dan kasih?


Pada satu titik, titik puncak kesulitan hidup, tentu kita pernah merasa sendirian dan tak mampu. Satu titik yang membuat kita menangis tanpa suara di balik bantal pada malam hari. Satu titik yang mengobrak-abrik kepercayaan diri kita, kepercayaan kepada diri sendiri, orang lain, dan bahkan kepada Suatu Kekuatan Di Luar Diri Kita yang biasa kita sebut Tuhan Allah.

Seorang filsuf Denmark, Soren Kierkegaard mengatakan, saat otak berhenti, di situlah iman mulai bekerja. Indah yaa?


Iman, keyakinan yang selalu bekerja keras dengan caraya sendiri. Itulah, sejauh aku yakin, yang terjadi pada mereka semua yang mampu terus berjalan tenang dan tegar dalam hidup ini. Entah dalam hal ekonomi, pendidikan, iman, atau cinta.

Kekuatan Di Luar Diri Kita-lah yang membuat kita mampu menjalani segalanya. Kekuatan yang datang dari mimpi-mimpi liar kita yang tak pernah kita ungkapkan. Kekuatan yang hadir dari orang-orang terkasih yang mengisi lembaran hidup kita. Kekuatan yang muncul dari janji-janji yang dibangun bersama.


Kekuatan itu, aku yakini, ada berawal dari kata-kata 'terjadilah'. Terjadilah... Kata-kata yang kita ucapkan hanya di lubuk hati. Mungkin kita tak tahu bagaimana caranya, tak mengerti apa yang akan menimpa, dan mungkin tak perlu memahami segalanya, namun kita percaya.

Itulah kata-kata sakti yang menjadi kekuatan kita selamanya. Kita semua adalah manusia-manusia pilihan Allah yang memang banyak bertanya karena tercipta dengan daya penasaran yang tak pernah habis. Tak perlu cemas dan takut dengan jawaban apa yang benar dan bijak. Seringkali pula kita banyak berbohong untuk memanipulasi keadaan, sehingga kita membutuhkan seorang Gembala Yang Baik yang akan menjagai hidup kita. Pada akhirnya kita akan mengalami kecukupan dengan kata-kata ini:

Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.

Kata-kata yang seksi kan?


Tidak ada komentar: