Search something?

Sabtu, 04 Oktober 2014

#30HariMenulisPuisi: Hari 2

Inilah hari kedua dari proyek 30 Hari Menulis Puisi karena Menulis Puisi Itu Seksi. Aku berhasil mengumpulkan lima buah puisi. Yang pertama, tentu saja dari aku sendiri. Yang kedua, dari sahabatku kekasihku Manik Uni. Yang ketiga, dari teman seperjuanganku SitaSitoo. Yang keempat, dari pamanku Andre John. Yang kelima, dari matahariku, NikenStar. Dan yang keenam, tentu saja dari Perempuan Sore.

Jika batinmu terusik dengan puisi-puisi seksi pada hari pertama, silakan membacanya di sini. Namun, jika batinmu tak tergoyahkan, mari kita telusuri puisi hari kedua ini.


Hari Kedua #30HariMenulisPuisi karena #MenulisPuisiItuSeksi


Bila Allah tak memilihmu menjadi manusia-Nya... -uopoiki-


Anganku lari semakin jauh... -Manik Uni-
Dunia serasa tak mengizinkan... -SitaSitoo-


Lucu memang... -NikenStar-




Teriakmu memekakkan inspirasi... -Andre John-
Kamu tidak lagi biru seperti lautan... -Perempuan Sore-



Hari kedua, enam penulis mengeksplorasi alam dan Sang Pencipta Alam. Bila Sang Pencipta tak pernah terciptakan, entah bagaimana jadinya. Bila alam tak pernah tercipta, entah bagaimana adanya. Mungkin semuanya akan abu-abu. Tanpa warna. Tak ada yang namanya foto hitam putih. Atau foto berwarna-warni. Tanpa kekasih hati, ah...

Angin, mungkin tak pernah bertiup. Embun, mungkin tak pernah membasahi bumi. Sinar, mungkin tak pernah menerangi. Lautan, mungkin tak pernah biru. Dedaunan, mungkin tak pernah hijau. Burung dara, mungkin tak pernah terbang. Lagu, mungkin tak pernah didendangkan. Arjuna dan Srikandi, mungkin tak pernah saling berjumpa. Gembala yang baik, mungkin tak pernah hadir. Perjalanan, mungkin tak pernah dilalui bersama.

Di atas segalanya, syukur kepada Sang Pencipta semesta yang telah mencipta. 


Sang Pencipta Semesta adalah Allah. Allah yang pada suatu waktu pernah menjelma menjadi manusia. Sabda yang telah menjadi daging. Dan tinggal di antara kita. Ia lahir sebelum segala abad. Segala sesuatu diciptakan oleh-Nya.

Ia telah memilih manusia-manusia pilihan-Nya. Ia telah menentukan jalan hidup manusia-manusia pilihan-Nya. Namun, seringkali manusia-manusia sengaja lari dari Allah. Angan-angannya berlari terlalu jauh menuju kegelapan.

Dalam kegelapan yang membingungkan, manusia terpaku terlalu dalam pada masa lampau. Ragu-ragu, tidak mengerti, tak sadar. Mata manusia melihat, namun semesta berwarna sama. Telinga manusia mendengar, namun semesta berbunyi serupa. Bibir manusia membaca, namun semesta tak bertuliskan apa-apa. Tangan manusia bergerak, namun semesta tak tersentuh. Batin manusia memohon, namun semesta tak mengabulkan. Manusia merasa seolah-olah semesta tidak lagi seimbang.

Bagi Allah, semuanya itu terasa sangat lucu.


Bagaimanapun juga Allah tidak pernah sudi membiarkan manusia-manusia pilihan-Nya tersesat terlalu asing. Ia memanggilnya, mengabulkan doanya, dan menunggunya di ujung penantian. Bila tiba saat-Nya, Ia menyapanya, mengangkatnya, dan memberinya tanggung jawab terbesar yang pernah ada. Hingga kemudian Ia memindahkannya ke suatu tanah terjanji dan memenuhi janji-Nya kepada manusia-manusia pilihan-Nya.

Pada saat itulah, Allah meniupkan nafas kehidupan dengan cinta yang tulus suci kepada manusia pilihan-Nya. Dari pagi hingga pagi lagi manusia pilihan-Nya akan mendengarkan teriakan-Nya yang begitu memekakkan. Manusia pilihan-Nya akan sekali lagi mengalami kehadiran-Nya.

Gelap tidak akan semakin gelap lagi, tapi gelap akan lenyap. Harapan akan diteguhkan kembali. Kedamaian meliputinya. Ia dibuat-Nya menjadi suci sepanjang hayatnya. Meski mungkin, saat ini, ia sedang bersembunyi atau tersembunyi, karena belum waktu-Nya.

Begitulah manusia pilihan Allah. Allah adalah Gembala Yang Baik bagi manusia pilihan-Nya.


Walau dunia serasa tak mengizinkan, dan kau tak perlu tahu bagaimana itu terjadi, tapi cara Allah selalu seksi bagi manusia pilihan-Nya :)


Apa yang terjadi pada 30 Hari Menulis Puisi hari ketiga? Baca di sini deh :)


Tidak ada komentar: