Sejenak,
ijinkanlah saya mengutip sebuah kisah favorit saya yang diambil dari buku Sang
Alkemis (terjemahan), karangan Paulo Coelho.
‘Di jaman
romawi kuno, pada masa Tiberius, hiduplah seorang lelaki yang baik dengan dua orang
putranya. Seorang menjadi tentara, dan telah dikirim ke wilayah-wilayah yang
jauh di imperium itu. Putra lainnya adalah penyair, dan menggembirakan seluruh
Roma dengan syair-syairnya yang indah. Suatu malam sang ayah bermimpi. Satu
malaikat muncul padanya, dan mengatakan padanya bahwa kata-kata dari salah satu
anaknya akan dipelajari dan diulangi ke seluruh dunia bagi semua generasi mendatang.’*
Sampai
kalimat tersebut berakhir, layaklah bila saya dan juga Anda semua mengira bahwa
kata-kata sang penyairlah yang akan dikenang dunia. Dan inilah yang tertulis
dalam buku tersebut.